Runut Waktu Sejarah Evolusi Energi Terbarukan: Hydropower
![]() |
10 Besar Negara Pengguna PLTA di Dunia / sumber: comparethemarket.com.au |
Dari sekian banyak ulasan mengenai sejarah energi
terbarukan, tulisan Matthew
Keogh yang berjudul “The History of Renewable Energy: A timeline of five common renewable energy sources”
merupakan satu diantara artikel ringkas yang paling komplit penjelasannya.
Ceritanya diawali dengan penggambaran tentang bagaimana
orang Yunani kuno pada era Sebelum Masehi (lebih dari 2000 tahun silam) sudah menggunakan
kincir air sebagai sumber energi pemutar penggilingan gandum.
Saat ini, konsep kincir air tersebut sudah berevolusi
menjadi PLTA, PLTM, dan PLTMH yang dapat menghasilkan listrik dari ukuran kilo-Watt
(kW) yang cukup untuk satu desa hingga ukuran ribuan Mega-Watt (MW) yang memadai
untuk menerangi sebuah ibukota Negara.
Selama ribuan tahun, manusia telah berusaha memanfaatkan berbagai
jenis elemen bumi untuk dijadikan sebagai sumber energi. Hanya saja, perdagangan
sumber energi dimasa lalu masih sangat terisolir dalam skala lokal saja.
Era dimana skala komersialisasi sumber energi menjadi komoditas
global baru terjadi ketika tarikh dunia sudah memasuki abad ke-20. Pun kemudian
karena telah menyaksikan dampak polusi udara dari pembakaran batubara dan
minyak bumi maka banyak orang kemudian menjadi lebih sadar akan kelestarian
lingkungan. Kerinduan akan energi terbarukan pun menjadi sebuah keniscayaan
bagi masyarakat dunia saat ini.
Energi Air (Hydropower) adalah sumber energi terbarukan
pertama yang akan kita lihat bagaimana runut waktu sejarah evolusinya.
Sesuai dengan namanya, Energi Air menggunakan air yang
mengalir untuk menggerakkan mesin dan membangkitkan listrik. Misalnya, mesin
penggiling biji-bijian di pertanian dan pembangkit listrik tenaga air untuk penerangan
kota. Bahan bakar yang digunakan dalam mesin/pembangkit listrik tenaga air
adalah: air, yang tidak menjadi susut/berkurang dalam prosesnya.
Butuh waktu hingga berabad-abad lamanya barulah mesin penggiling
gandum Yunani kuno berevolusi menjadi turbin tenaga air yang bisa berputar sangat
kencang hingga menjadi energi mekanik yang kemudian dikonversikan oleh
generator menjadi energi listrik.
PLTA (Hydropower Electric), juga dikenal sebagai 'batubara
putih', karena sumbangsihnya secara global mampu menandingi posisi energi
listrik yang dibangkitkan dari batubara.
Secara runut waktu, perkembangan PLTA dapat dibentangkan
sebagaimana berikut ini.
Periode Sebelum Masehi
Tercatat bahwa penduduk di wilayah kekuasaan Dinasti Han,
Tiongkok, sudah memanfaatkan energi mekanik dari kincir air dalam kesehariannya.
Sama halnya seperti orang Yunani Kuno yang menggunakan kincir air untuk
membantu mereka dalam membuat tepung gandum. Teknologi kincir air ketika itu
menjadi terobosan teknologi yang paling hebat, mengantarkan bangsa penemunya menjadi
pemimpin peradaban pada masanya.
Periode 500 – 1500 Masehi
Pada tahun 500 Masehi, kincir air sudah menjadi simbol kemajuan
peradaban di seluruh dunia. Puncaknya ada pada abad ke-13 dimana setiap negara
adidaya dunia ketika itu, seperti: Kekaisaran Tiongkok, Kekaisaran
Jerman-Prancis, dan tentu saja juga Kesultanan Ottoman Turki, sudah berhasil
memanfaatkan kincir air sebagai sumber energi bagi industri militer mereka.
Ketiga negara super power pada abad ke-13 tersebut berhasil mengintegrasikan
kincir air dengan fasilitas pabrik mesiu dan pabrik baja mereka.
Periode 1700-an (Abad 18)
Kali ini teknologi kincir air semakin kompleks
perkembangannya karena sudah didukung dengan penemuan berbagai jenis roda gigi yang
terhubung antara satu sama lain melalui sabuk pemutar (berfungsi seperti rantai
pada sepeda). Pekerjaan berat di pabrik penggergajian, pabrik tekstil, pabrik
kertas, dan pabrik tepung sejak saat itu tidaklah lagi dilakukan oleh manusia. Sejarah
pun mencatat bahwa pada masa inilah terjadi revolusi industri di Eropa dan
Amerika Serikat dimana output per labor dari sektor manufaktur meningkat pesat
hingga ratusan kali lipat.
Tahun 1827
Seorang insinyur berkebangsaan Perancis, Benoît Fourneyron,
membuat sebuah model purwarupa (prototype) turbin air pertama. Kemudian dia
terus menerus berusaha untuk menyempurnakan model pertamanya tersebut hingga pada
pertengahan 1850-an, negara-negara di luar Perancis ikut mengadopsi turbin gaya
Fourneyron yang dipakai untuk menggerakkan mesin industri mereka.
Tahun 1831
Fisikawan Inggris, Michael Faraday, menemukan fenomena induksi
elektromagnetik. Kemudian dia berhasil mengembangkan trafo dan generator
listrik untuk pertama kalinya. Kedua teknologi ini nanti akan memainkan peran yang
paling mendasar dalam pengembangan PLTA di dunia.
Tahun 1849
Insinyur sipil berkebanggsaan Inggris-Amerika, James Francis,
mengadopsi turbin gaya Fourneyron yang kemudian dikembangkan menjadi jenis
turbin tersendiri yang dinamakannya sebagai Turbin Francis. Pada turbin jenis
baru tersebut, James Francis, menerapkan metode ilmiah dan metode pengujian
untuk merancang produk yang lebih efisien.
Tahun 1879
Pada tahun 1879, insinyur Amerika Lester Pelton
mengembangkan turbin Pelton yang telah dipatenkannya setahun kemudian. Jenis
turbin ini menggunakan energi kinetik air untuk menghasilkan energi listrik.
Turbin Pelton merupakan sebuah turbin air pertama yang mampu menggantikan peran
mesin uap dengan ukuran besar.
Tahun 1882
PLTA pertama di dunia yang terletak di sepanjang Sungai Fox,
Appleton, Wisconsin, mulai beroperasi.
Tahun 1891
Jerman mulai memproduksi sistem hidroelektrik tiga fase
pertama di Frankfurt. Ternyata sistem jaringan transmisi tiga fasa temuan ilmuan
Polandia-Rusia, Mikhail Dolivo-Dobrovolsky, kemudian terbukti lebih unggul
daripada jaringan DC temuan Thomas Edison atau sistem dua fasa besutan Nikola
Tesla.
Tahun 1912
Profesor Austria, Victor Kaplan, menemukan turbin Kaplan, sebuah
turbin dengan tipe baling-baling dengan bilah yang dapat disesuaikan. Sebuah
evolusi dari turbin Francis, yang lebih efisien dan bisa dimanfaatkan pada berbagai
level ketinggian dan debit aliran air.
Tahun 1937
“The Hoover Dam” di Amerika Serikat selesai dibangun dan mulai
difungsikan sebagai PLTA. Sebagai bendungan terbesar di dunia pada saat masanya,
PLTA Hoover Dam mampu menyuplai listrik bagi tiga negara bagian sekaligus yaitu:
Nevada, Arizona, dan California.
Tahun 1966
Pembangkit listrik tenaga pasang surut pertama di dunia, La Rance,
Prancis, resmi dioperasikan. Energi pasang surut dikenal juga dengan istilah energi tidal,
merupakan tenaga pasang surut yang kuat dan mampu memutar turbin.
Tahun 2012
“The Three Gorges Dam” (Bendungan Tiga Ngarai) di Cina selesai
dibangun. Memiliki kapasitas 11 kali lebih besar dari “The Hoover Dam”. Merupakan PLTA
terbesar di dunia yang mengalahkan Bendungan Itaipu yang terletak di antara
perbatasan Brasil dan Paraguay.
PLTA diprediksikan tetap akan menjadi sumber listrik EBT
terbesar di dunia selama beberapa dekade kedepan karena faktor keterjangkauan,
keandalan, dan keberlanjutannya.
Komentar
Posting Komentar