Mengintip Peluang Kerja Energi Terbarukan di Tiga Negara Asia, Pentingnya Human Capital
![]() |
Gambar: Pixabay |
Pengembangan pemanfaatan energi terbarukan menciptakan efek desentralisasi karena sumber daya energi jenis ini tersebar merata di seluruh dunia tanpa dibatasi oleh kondisi geologis tertentu.
Pasar tenaga kerja pun kemudian terbuka lebar seiring dengan terbentuknya manajeman jaringan suplai yang dapat memacu pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan.
Edisi ketujuh dari Renewable Energy and Jobs - Annual Review mengungkap fakta tentang sektor energi terbarukan yang mampu menyerap 11,5 juta pekerja.
Angka tersebut menunjukkan nilai peningkatan setara 4,5% lebih besar jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2018. Salaam Gateway kemudian mengulasnya secara khusus untuk Indonesia, Malaysia dan Bangladesh.
Indonesia
Sebagai salah satu penghasil bahan bakar nabati terbesar di dunia, Indonesia terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan berinvestasi pada teknologi kilang biofuel dalam negeri.
Perusahan migas nasional, Pertamina, bekerja sama dengan Honeywell UOP untuk menghasilkan biofuel yang canggih di kilang Plaju dan Cilacap.
Kapasitas produksi kilang Plaju dimana minyak kelapa sawit diolah menjadi J100 telah ditingkatkan hingga 20.000 barel per hari. Lebih besar dari kilang Cilacap yang hanya 6.000 barel per hari.
Dengan dukungan suplai bahan baku domestik, bio fuel merupakan pilihan tepat dalam transisi energi Indonesia. Kini hampir setengah juta orang bekerja di sektor biodiesel, membuat Indonesia menempati urutan kedua setelah Brasil dalam daftar tersebut.
Malaysia
Dalam hitungan International Renewable Energy Agency (IRENA), produksi bio fuel Malaysia bersama dengan Filipina dan Thailand meningkat sebesar 5,6 miliar liter, membuka lapangan kerja bagi 260.000 orang lebih di tiga negara tersebut.
Kemudian Malaysia masuk dalam daftar 10 besar untuk kriteria penyerapan tenaga kerja di sektor energi surya. Diperkirakan sudah 50.000 lebih pekerja yang profesinya berkaitan langsung dengan industri energi surya di Malaysia.
Bangladesh
Hampir sama seperti Malaysia, negara di Asia Selatan ini juga tercatat dalam daftar 10 besar untuk kriteria penyerapan tenaga kerja di sektor energi surya. Bahkan Bangladesh berada di urutan ke lima, lebih tinggi dari Malaysia yang hanya bertengger di urutan ke tujuh.
Sektor energi surya menyerap sebanyak 137.000 tenaga kerja yang melayani penjualan, instalasi, dan pemeliharaan termasuk pula 10.000 yang dipekerjakan dalam perakitan modul.
Baca tulisan menarik lainnya disini: Energi Terra Incognita
Ikhtisar
Terbukanya kesempatan kerja adalah pertimbangan utama dalam perencanaan pertumbuhan ekonomi rendah karbon. Kini semakin banyak negara yang memprioritaskan pengembangan energi terbarukan bukan semata untuk mengurangi emisi karbon dan memenuhi target kesepakatan iklim internasional, tetapi juga untuk mengejar manfaat sosio-ekonomi yang lebih luas.
Butuh lebih banyak pelatihan kejuruan, kurikulum yang lebih praktis, tenaga pendidik yang kompeten, perluasan penggunaan teknologi informasi, dan komunikasi efektif dalam pembelajaran jarak jauh supaya investasi human capital untuk transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dapat terwujud.
Komentar
Posting Komentar