Keunggulan PLTS Terapung di Waduk PLTA, Tren Baru Industri EBT
![]() |
Panel surya terapung di embung irigasi Prefektur Hyogo, Jepang. Gambar: Ciel & Terre Internationa via scientificamerican.com |
Menyaksikan PLTS mengapung di atas air saja sudah membuat kita takjub,
apalagi bila dikombinasikan dengan PLTA. Nilai tambahnya bisa berlipat ganda,
menjadikan PLTS semakin tepat guna, berdaya guna, dan berhasil guna.
Mencari lahan yang cocok untuk lokasi instalasi PLTS di sebagian
negara bukanlah pekerjaan yang mudah. Sehingga sistem PLTS Terapung menjadi
pilihan yang lebih realistis. Di Jepang,
Korea Selatan, dan Taiwan menjadi contoh sempurna dimana harga tanah kosong mahalnya selangit. Otomatis sistem PLTS
Daratan menjadi tidak lagi ekonomis, sehingga dipilihlah embung, sungai, dan
waduk sebagai tempat instalasi PLTS secara mengapung.
Secara umum bisa dikatakan bahwa pemasangan panel surya di atas
permukaan air dapat menghindarkan konflik penggunaan lahan dalam bisnis EBT.
Kemudian menurut catatan Prachi Patel
dalam AnthropoceneMagazine, cara ini juga dapat meningkatkan efisiensi panel surya sebagai
akibat dari efek pengaturan suhu oleh air dan tak terhalangnya sinar matahari
dengan bayangan pepohonan atau bangunan lain. Sedangkan kualitas air waduk juga
terjaga dari dampak negatif laju penguapan yang tinggi berikut juga berkurangnya laju pertumbuhan alga yang bisa menyebabkan sedimentasi.
Hasil studi terbaru NREL pun telah menepis keraguan para pengembang
energi yang khawatir tentang teknologi, manfaat, dan potensi sistem PLTS Terapung di waduk PLTA. Dalam hitungannya, pembangkit listrik hibrida jenis
ini bila diterapkan di seluruh waduk yang ada di AS secara efektif mampu memasok
10% kebutuhan listrik negara tersebut.
Namun, keunggulan PLTS Terapung di waduk PLTA lebih dari
sekadar meningkatkan daya pembangkit listrik. EqMagPro
menambahkan jika sistem hibrida PLTS dan PLTA otomatis akan menghemat biaya infrastruktur.
Karena transmisi interkoneksi tak lagi dibutuhkan, cukup dengan menghubungkannya
ke gardu induk PLTA, energi listrik yang dihasilkan PLTS sudah terhantarkan.
Di ASEAN, Filipina
dan Malaysia
menjadi yang pertama kali menerapkan sistem PLTS Terapung. Tapi setelah Indonesia
berhasil mendapatkan pendanaan dari UEA, proyek PLTS Terapung di PLTA Cirata menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Studi NREL juga menggaris-bawahi bahwa potensi terbesar untuk kombinasi
PLTS dan PLTA terdapat pada keseimbangan yang hadirkan oleh sistem hibriba satu
ini. Tenaga surya menghasilkan energi yang signifikan selama musim kemarau sedangkan
tenaga air menghasilkan listrik selama musim hujan.
Dari berbagai sumber yang telah disebutkan maka keunggulan PLTS
Terapung dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Bebas konflik penggunaan lahan;
- Meningkatkan efisiensi panel surya;
- Ikut menjaga kualitas air waduk;
- Menghemat biaya infrastruktur jaringan transmisi;
- Menghadirkan keseimbangan antara musim penghujan dan musim kemarau dalam sistem pembangkit listrik.
Benar-benar efesien dan kaya manfaat. Solusi yang mengurangi kebutuhan energi berbahan dasar fosil.
BalasHapusBenar bang
Hapus