Biogas, Energi Berkelanjutan Untuk Indonesia
![]() |
Gambar: pertamina.com |
Iklim tropis dan luasnya hamparan perkebunan sawit telah
mengantarkan Indonesia menjadi negara pemilik potensi energi biogas terbesar di
Asia Tenggara.
Kalau kita menyimak ulasan Rachel Hoo yang
pernah ditayangkan pada laman Business Times,
maka sudah sepatutnya Indonesia menjadi negara terdepan dalam pengembangan
teknologi biogas dengan bahan baku limbah sawit (POME).
Karena pencemaran tanah dan udara yang diakibatkan
oleh lahan sawit dan pembangkit fosil dapat diatasi dengan mengoptimalkan
penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).
Ibarat dua buah sayatan dalam sekali tebas.
Salah satu solusi penanganan polusi adalah model bisnis
ekonomi melingkar (circular economy). Konon, sistem ekonomi melingkar pertama
kali berkembang di Eropa. Lalu dikembangkan
oleh Arab Saudi menjadi Circular Carbon Economy, konsep ekonomi
lingkungan yang menekankan prinsip circular economy.
Secara konseptual, sistem ekonomi melingkar berupaya
mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa
menghasilkan sampah (zero waste) melalui cara daur ulang (recycling),
penggunaan kembali (reuse) atau produksi ulang (remanufacture).
Biasanya diterapkan dalam penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Di antara sekian banyak pilihan jenis bioenergi, PLTBg mungkin
termasuk yang paling unik. Karena biogas dapat dihasilkan tidak hanya dari
tanaman energi yang sengaja dibudidayakan, tetapi juga dari sampah organic hasil
buangan perkebunan sawit.
Indonesia dan Malaysia adalah dua produsen minyak sawit terbesar
di Asia Tenggara dan memasok hampir 90 persen dari total permintaan minyak
sawit dunia. Namun rencana Uni Eropa untuk menghentikan impor minyak sawit pada
tahun 2030 telah membawa kabar buruk bagi industri sawit nasional.
Mengingat penelitian yang dilakukan Center for International
Forestry Research (CIFOR) dan
International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) telah memproyeksikan peningkatan produksi
minyak sawit Indonesia sebesar 124 s/d 197 persen selama tahun 2010 hingga
2030.
Di sisi lain, pemilik pabrik kelapa sawit punya masalah
tersendiri dalam mengurusi pembuangan produk sampingannya. Limbah kelapa sawit ini
dalam Bahasa Inggris disebut palm oil mill effluent (POME).
Sementara itu Indonesia memproduksi sekitar 95 juta ton POME
selama pemrosesan minyak sawit setiap tahunnya. Yang tiap satu ton POME dapat menghasilkan
28 meter kubik biogas untuk bahan bakar PLTBg.
Malaysia sendiri sudah lama mengadopsi teknologi digester dan
sistem laguna tertutup untuk menangkap biogas dari POME yang kemudian diubah
menjadi energi listrik oleh PLTBg. Terutama sejak feed-in tariff untuk biogas disana
direvisi pada tahun 2014.
Selain untuk pembangkit listrik, biogas juga dapat di-upgrade
menjadi biometana. Yaitu jenis renewable gas yang dapat menggantikan gas
alam pada sistem jaringan gas rumah tangga serta juga bahan bakar gas (BBG)
untuk kendaraan bermotor.
Konon, Komisi Energi Malaysia sangat serius dalam mengembangkan
Jargas Rumah Tangga yang berasal dari POME sejak tahun 2017.
BUMN Energi Indonesia juga tidak tinggal diam. Provinsi
Sumatera Utara termasuk yang beruntung diantaranya. Tepatnya di Kabupaten Simalungun,
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Power & New Renewable Energy
(PNRE) mengoperasikan PLTBg berkapasitas 2.4 MW di KEK Sei Mangkei.
Hal ini sejalan dengan upaya pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) berbasis energi ramah lingkungan atau dikenal dengan Green
Economic Zone yang sedang dicanangkan oleh Pemerintah.
Pengembangan biogas ini merupakan hasil kerja sama antara
Pertamina Subholding PNRE dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero)
dalam rangka sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan skema bangun guna
serah.
Bagi PTPN, PLTBg adalah solusi dua masalah, yaitu pengolahan limbah dan pasokan energi listrik. Benar-benar seperti yang digagas dalam konsep Circular Carbon Economy, yaitu mengubah limbah menjadi input produksi.
Namun akankah biogas menjadi solusi energi berkelanjutan untuk Indonesia?
Komentar
Posting Komentar