Permintaan Lesu, Harga Minyak Mentah Dunia Akan Terpuruk Selamanya (BP Annual Report)

Gambar: bp.com

British Petroleum (BP) memperkirakan bahwa posisi strategis minyak bumi akan segera digantikan oleh sumber energi lain yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Dalam laporan tahunannya yang membahas tentang masa depan energi, BP memperkirakan bahwa titik puncak permintaan minyak mentah dunia sudah terlalui. Kini pasar energi dunia sedang menuju ke posisi kesetimbangan baru yang secara permanen akan memaksa minyak mentah untuk menanggalkan mahkotanya sebagai raja energi setelah hampir satu abad lamanya.

Laporan tersebut menyatakan bahwa dampak pandemi virus corona adalah sedemikian rupa sehingga level permintaan minyak dunia tidak akan pernah dapat kembali lagi seperti semula.

Pasar energi sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat Uni Eropa yang lebih memilih "energi hijau", serta telah memaksa pemerintah disana untuk lebih menekankan pembangunan pada sumber energi baru dan terbarukan, seperti angin, matahari, dan tenaga air.

Energi terbarukan secara konsisten terus mencetak lagi rekor baru dalam bauran energi pada berbagai negara di seluruh dunia selama dekade terakhir ini.

Ada tiga skenario yang dipakai BP untuk memprediksikan permintaan energi dunia dalam 30 tahun mendatang, dan dua diantaranya menunjukkan bahwa permintaan minyak mentah dunia telah mencapai titik puncaknya pada 2019.

Skenario pertama menggunakan asumsi Paris Agreement dimana peningkatan suhu global dijaga untuk tidak melebihi 2 °C bila dibandingkan dengan kondisi pra-industri. Dalam skenario pertama ini permintaan minyak dunia diperkirakan akan turun hingga 55% dalam rentang waktu 2020-2050.

Sedangkan dalam skenario kedua, penurunan permintaan minyak dunia diprediksikan lebih besar, yaitu 88%. Hal ini dapat terjadi bila kebijakan perubahan iklim mampu membatasi tingkat pemanasan global pada level 1,5 °C.

Kondisi terbaik untuk pasar minyak mentah ada pada skenario ketiga BP, dimana dalam skenario ini diasumsikan bahwa seluruh negara dunia tidak mampu menjalankan apa yang telah disepakati dalam konferensi perubahan iklim PBB di Paris. Namun skenario ini pun tidak menyatakan bahwa minyak mentah tetap akan terus mampu mempertahankan posisi strategisnya selama 30 tahun kedepan, karena penurunan drastis permintaannya tetap akan terjadi setidaknya mulai tahun 2035 mendatang.

Dalam skenario mana pun ternyata pertumbuhan pangsa pasar energi terbarukan tetap akan terus mencetak lagi rekor baru dalam sejarah bauran energi dunia.

Bernard Looney, pejabat eksekutif tertinggi BP, menyatakan jika kajian tersebut akan membantu perusahaan supaya dapat lebih memahami lanskap pasar energi yang terus berubah serta menjadi masukan positif bagi rencana strategis perusahaan menuju wilayah bebas emisi pada tahun 2050.

Implikasi Laporan Tahunan BP

Para konsultan investasi mulai menjauhkan investornya dari perusahaan yang terlalu bergantung bisnis bahan bakar fosil. Karena berdasarkan berbagai proyeksi data, bisnis ini tidak menjanjikan keuntungan investasi jangka panjang.

Realita ekonomi menunjukkan bahwa investasi di sektor energi baru terbarukan lebih mudah mendapatkan modal karena Bank Dunia dan perusahaan energi besar seperti Aramco pun sudah mengadopsi kebijakan baru yaitu menuju zona industri energi bebas emisi.

Hengkangnya Shell dari proyek blok Masela dan Chevron dari proyek Indonesia Deepwater Development adalah pertanda jelas bahwa para raksasa energi sudah mulai meninggalkan oil&gas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biofuel Alga: Menjanjikan Namun Bisa Bikin Shell dan Chevron Putus Asa

Momok dari Kebijakan Restrukturisasi Harga BBM: Antara Mitos dan Fakta

Terserang Penyakit Mematikan dari Asap Tungku, Memasak dengan Kayu Bakar Masih Terus Merenggut Jutaan Nyawa Manusia