Enzim Super Pemakan Plastik Telah Ditemukan
![]() |
Gambar: flickr.com |
Plastik merupakan lambang peradaban modern yang hadir hampir pada setiap benda dalam keseharian kita. Mulai dari telepon genggam, komputer, televisi, dan berbagai perlengkapan elektronik lainnya yang membuat hari-hari kita jadi tidak membosankan ternyata semuanya menggunakan plastik.
Walaupun polusi plastik telah menjadi problem serius bagi lingkungan hidup, ternyata kehidupan modern tanpa plastik adalah sesuatu yang masih sangat mustahil untuk dilakoni.
Diperkirakan ada 300 juta metrik ton sampah plastik baru yang terlahir ke dunia setiap tahunnya. The Pew Charitable Trusts, sebuah organisasi nirlaba asal Inggris, memproyeksikan peningkatan jumlah sampah plastik yang mengotori lautan sebanyak 4 kali lipat pada tahun 2040.
Saat ini memang belum ada solusi yang tepat bagi polusi plastik, namun teknik daur ulang diharapkan dapat memangkas 31-45% jumlah polusi plastik.
Untuk itu maka para ilmuan kemudian mencoba merekayasa ulang enzim pemakan plastik bernama PETase.
PET adalah singkatan untuk polyethylene terephthalate, yaitu jenis termoplastik yang umum digunakan pada botol minuman sekali pakai, karpet, dan pakaian. Butuh ratusan tahun agar PET bisa terurai secara alamiah, tapi PETase dapat memakannya hanya dalam waktu beberapa hari saja.
Dalam perkembangan terbaru kita dapati CNN telah mewartakan bahwa para ilmuwan dari University of Portsmouth menemukan "enzim super" terbaru yang dapat memakan plastik dalam waktu singkat, enam kali lebih cepat dari enzim yang pernah ada sebelumnya.
Dalam penelitian kali ini, para ilmuwan telah mengawinkan PETase dengan enzim pemakan plastik lain, yaitu MHETase. Hasilnya, terbentuklah enzim super yang lebih sakti dari kedua enzim asalnya.
Terwawancara CNN, John McGeehan, selaku direktur Center for Enzyme Innovation di University of Portsmouth, mengatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan terobosan baru bagi teknik daur ulang plastik walau masih belum layak untuk dikembangkan secara komersial.
Sebab jika PET eksisting bisa di daur ulang maka dunia tidak lagi membutuhkan plastik baru yang berasal dari minyak bumi. Membantu proses transisi energi global menuju energi bersih ramah lingkungan.
Solusi alternatif lainnya bisa dengan memanfaatkan cacing lilin dan mealworms sebagai predator alamiah plastik. Atau mungkin juga dengan menggunakan teknologi E-PYMISO hasil karya mahasiswa UPNV Yogyakarta yang memenangkan lomba #ESDMChallenge2020.
Komentar
Posting Komentar