Biodiesel Ganja Rami (Hemp Fuel) dan Harapan (Palsu) Baru Spesies Cannabis Sativa

Gambar: hemphelps.org

Ketika Rudolf Christian Karl Diesel menemukan mesin diesel, dia punya impian supaya mesinnya itu bisa menyala hanya dengan menggunakan minyak sayur. 

Dalam ajang World Fair pada tahun 1900, Diesel menampilkan perangkat mesin buatannya yang bahan bakarnya adalah minyak kacang. Hasilnya dia memenangkan ajang Pameran Dunia tersebut, alasannya karena mesin diesel itu punya dampak positif bagi bisnis pertanian.

Tapi impiannya tersebut tenggelam bersama dirinya yang meninggal secara misterius dalam kapal fery saat perjalanannya menuju Inggris.

Tiga puluh tahun kemudian mesin diesel malah di utak-atik oleh perusahaan otomotif, diatur sedemikian rupa sehingga hanya bisa memakai minyak solar sebagai bahan bakar. 

Akhirnya impian diesel itu muncul kembali ketika dunia sudah mulai sesak dengan emisi karbon, pakar kimia seperti Richard Parnas mencoba meneliti alternatif baru pengganti minyak solar agar mesin diesel kembali nyala hanya dengan menggunakan bahan bakar nabati.

Selaku seorang profesor teknik kimia pada University of Connectitut (UConn), Parnas bersama timnya berhasil membuktikan tentang kelayakan biodiesel ganja rami secara teknis, lalu mereka pun mencoba menguji kelayakannya dari sisi ekonomi.

Tapi temuan Profesor Parnas ini ternyata tak lepas dari celaan para kritikus yang seakan-akan menudingnya sedang menyebarkan harapan palsu baru buat industri ganja rami. Untuk dapat dimaklumi bahwa rami merupakan spesies cannabis sativa yang saat ini berkembang pesat di Amerika Serikat, negara tempat tinggal Profesor Parnas bersama tim penelitian tersebut.

Untuk itulah mengapa kemudian Ana Vasic, seorang mahasiswi S3 Jurusan Sastra, tergelitik untuk mengklarifikasi langsung tudingan tersebut langsung pada Profesor Parnas. Dan hasilnya diwartakan oleh GreenCamp, sebuah sumber referensi daring tentang topik sensitif yang berhubungan dengan penggunaan spesies cannabis, disajikan dari berbagai perspektif untuk menjaga informasinya agar tetap segar dan obyektif.

Bahan bakar nabati sebetulnya dapat terbuat dari berbagai jenis tanamanan seperti: jagung, tebu, kepala sawit, dsb. Berbagai negara sudah mencoba mengembangkannya sesuai dengan ketersediaan sumber daya lokalnya. Kabar baiknya adalah ternyata Indonesia dan Korea Selatan termasuk diantara negara pengembang BBN.

Tujuan dari pengembangan pemanfaatan BBN adalah sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu untuk menggantikan posisi energi fosil supaya kadar emisi karbon yang dilepaskan ke udara dari asap kendaraan bermotor jadi nihil.

Tapi mengapa ahli teknik kimia dari UConn itu memilih Hemp Fuel alias Biodiesel Ganja Rami?

Secara teknis rami memang dapat menjadi bahan baku bioetanol dan biodiesel. Batang rami bila difermentasikan akan menghasilkan etanol yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak bensin. Sedangkan biodiesel ganja rami diperoleh dari ekstrak biji tanaman tersebut.

Hebatnya, biodiesel ganja rami ini sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan. Kandungan zat beracunnya hanya 10% dari kandungan zat beracun dalam garam dapur. Yang bermakna bahwa proses penyimpanan dan pengiriman biodiesel jenis ini sangatlah mudah, secara otomatis tentua juga dapat menekan biaya distribusi.

Tapi yang menjadi alasan utamanya pastilah ketersediaan sumber daya lokal di Amerika Serikat, karena budidaya ganja rami atau yang disebut sebagai industrial hemp memang sedang berkembang pesat disana.

Landasan Berpikir Para Kritikus

Para kritikus saat ini memang begitu mudah melemparkan tudingan bahwa hemp fuel hanyalah harapan palsu baru bagi spesies cannabis sativa.

Kalaulah biodiesel ganja rami ini benar-benar layak secara teknis dan ekonomi, mengapa hingga saat ini belum ada satu pun negara di dunia yang menggunakan biodiesel jenis ini?

Biodiesel dituding malah akan menjadi masalah baru bagi lingkungan hidup karena kebutuhannya akan lahan tanam yang cukup luas.

Selain daripada itu juga biodiesel dianggap tidak setangguh minyak diesel betulan karena kandungan energinya rendah, titik awannya rendah serta bersifat menyerap air. Ketiga hal ini pasti akan merusak mesin kendaraan bermotor.

Semuanya bermuara pada kesimpulan bahwa transisi energi ke biodiesel, khususnya hemp fuel, adalah sesuatu yang menggelikan menurut para kritikus.

Landasan Ilmiah Pendukung Biodiesel

Kalau diperhatikan memang kritikan tersebut lebih pantas dikategorikan sebagai tudingan semata karena kurang dibekali dengan landasan ilmiah.

Sedangkan pendukung biodiesel ganja rami punya setidaknya dua buah bukti, yaitu:

  1. Bukti sejarah, mesin diesel terbukti pernah dijalankan oleh bahan bakar nabati ketika pertama kalinya dipamerkan.
  2. Bukti ilmiah, penelitaan pakar teknik kimia dari UConn pada 2010 telah membuktikan bahwa hemp fuel layak secara teknis.

Profesor Parnas menyatakan bahwa rami dapat digunakan untuk membuat biodiesel berkualitas tinggi dan tidak akan bermasalah dengan cuaca dingin.

Parnas juga menekankan bahwa dirinya tidak dapat membandingkan keunggulan rami dengan bahan baku lainnya karena faktor teknologi pertanian memainkan peran yang dominan. Namun hasil biodiesel per hektar tanaman rami diakuinya memang jauh lebih rendah daripada kebanyakan bahan baku lainnya.

Tapi rami punya keunggulan tersendiri karena jenis tanaman ini bukanlah jenis tanaman pangan yang membutuhkan lahan subur untuk dapat tumbuh dan berbuah. Lahan tandus kritis yang ditinggalkan para petani pun dengan mudah dapat disulap menjadi lahan pertanian rami, oleh sebab itulah mengapa rami disebut sebagai tanaman yang rendah dampaknya terhadap lingkungan.

Sistem Reaktor Biodiesel

Sistem reaktor biodiesel temuan tim Profesor Parnas telah dipatenkan oleh UConn, melalui sistem ini maka reaktor biodiesel mampu memproses berbagai jenis bahan baku BBN tanpa menemui kesulitan yang berarti.

Reaktor UConn tersebut adalah jenis reaktor kontinu yang menguntungkan penggunanya dari sisi efisiensi operasional jangka panjang. Aplikasinya pada industri petrokimia pun sudah terbukti setidaknya selama satu abad sudah lamanya.

Kemudian reaktor tersebut juga dilengkapi dengan sistem pemisahan gliserol dari aliran biodiesel yang di desain secara melekat. Sistem ini secara signifikan dapat menyederhanakan proses pembuatan biodiesel.

Pada tahun 2018-2019, uji coba komersial telah dilakukan di IPAL New Haven. Menurut Prof. Parnas uji coba tersebut berhasil menunjukkan kelayakan reaktor dalam mengubah "brown grease" menjadi biodiesel berkualitas tinggi.

Brown grease adalah lemak coklat yang didapati pada banyak Instalasi Pengolahan Air Limbah di Amerika Serikat.

Lantas Bagaimana Ceritanya Bisa Uji Komersial dilakukan di IPAL?

Menurut Prof. Parnas, kondisi industri rami ketika reaktor biodiesel UConn dikembangkan tidak mendukung ketersediaan bahan baku. Semua penanam rami ketika itu fokus pada Cannabidiol (CBD), dan kultivar untuk CBD menghasilkan sedikit sekali minyak yang cocok untuk dijadikan bahan biodiesel.

Berbeda dengan kondisi pada 2020 dimana industri CBD sudah mulai jenuh akibat kelebihan pasokan, membawa angin segar bagi industri biodiesel.

Prof. Parnas sendiri saat ini sudah bergabung dengan  REA Resource Recovery Systems LLC, sebuah perusahaan yang mampu memasok fasilitas produksi biodiesel siap pakai untuk menghasilkan biodiesel ganja rami dengan kapasitas mulai dari 190.000 liter per tahun hingga 18.927.000 liter per tahun.

Komentar Terhadap Kritikan Kritikus

Ketika diminta komentarnya terhadap kritikan para kritikus, Prof. Parnas menjawab bila kekhawatiran akan potensi kerusakan lingkungan akibat pertanian rami untuk biodiesel adalah valid sepanjang tidak diterapkan strategi apa pun sebagai upaya mitigasi. 

Namun ahli teknik kimia itu keberatan dengan pernyataan mereka bahwa rami tidak layak secara ekonomi karena komoditas satu ini dapat dijadikan sebagai tanaman rotasi dan terbukti mampu memberikan nilai tambah bagi petani. Hal yang menurutnya diketahui pasti oleh para ahli agronomi.

Menakar Potensi Hemp Fuel Setelah Menimbang Kedua Sisi

Meskipun ahli teknik kimia sudah membuktikan kelayakan teknis biodiesel ganja rami, dunia bisnis sepertinya masih memperdebatkan aspek keekonomiannya. 

Namun sulit menebak apakah keraguan para kritikus itu murni berasal dari sudut pandang ekonomi? Karena setiap komoditas energi pastilah butuh dukungan kebijakan nasional secara komprehensif agar tercipta hubungan rantai suplai dari hulu ke hilir. 

Tanpa hubungan rantai suplai dari hulu ke hilir maka mustahil bagi sebuah komoditas energi yang telah dinyatakan layak secara teknis mampu mempertahankan kelayakannya ketika ditimbang secara ekonomi.

Walaupun demikian kita tetap harus mengakui bahwa hemp fuel secara teknis memang terbukti dan menjadi harapan baru bagi spesies cannabis sativa, namun secara keekonomian belum mendapatkan momentum yang tepat.




Komentar

  1. Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
    So, what do we mean febcasino.com by “casinos in 바카라 사이트 the UK”? gri-go.com to find a casino and live jancasino.com casino games on a mobile phone device in 2021.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biofuel Alga: Menjanjikan Namun Bisa Bikin Shell dan Chevron Putus Asa

Momok dari Kebijakan Restrukturisasi Harga BBM: Antara Mitos dan Fakta

Terserang Penyakit Mematikan dari Asap Tungku, Memasak dengan Kayu Bakar Masih Terus Merenggut Jutaan Nyawa Manusia