KLASIFIKASI ENERGI


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Tulisan ini terinspirasi dari semaraknya persiapan Hari Nusantara yang sedianya dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 yang mengambil tempat di Kota Banda Aceh. Tema yang diangkat pada Peringatan kali ini adalah : “Kekayaan Energi dan Sumberdaya Mineral untuk PembangunanIndonesia sebagai Poros Maritim Guna Mewujudkan Kejayaan dan KemakmuranBangsa.”

Untuk itu sebagai pengkajian ulang bagi penulis sendiri maka tulisan kali ini mencoba menguraikan definisi energi dimana referensi utama yang dijadikan rujukan adalah “Energy Economics: Concepts, Issues, Markets and Governance”, (Bhattacharyya,Subhes C. 2011)  

Dalam hal pengelompokan energi, para ahli telah berupaya merumuskan definisi energi berdasarkan bentuk energi tersebut.
1.       Energi Primer dan Sekunder
Energi primer didefinisikan sebagai jenis energi yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui  proses pemisahan dan pemurnian dari impurities yang mana belum melalui proses konversi atau transformasi menjadi bentuk energi lain.
Sedangkan energi sekunder merupakan bentuk energi yang diperoleh dari proses konversi atau transformasi energi primer.
Oleh sebab itu kadang kala bentuk energi tertentu dapat dikelompokkan menjadi energi primer maupun energi sekunder tergantung pada keadaan masing-masing.
Sebagai contoh energi panas, kadang kala dapat dikelompokkan sebagai energi primer apabila sumber energi panas diperoleh dari energi panasbumi (geothermal) yang menjadi sumber bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP). Namun pada keadaan yang berbeda, energi panas boleh jadi diperoleh dari proses pembakaran cangkang kelapa sawit misalnya, yang mana energi panas yang dihasilkan dari pembakaran ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap sebagaimana umum digunakan pada Pabrik Kelapa Sawit.

2.       Energi Terbarukan (renewable) dan Tak-Terbarukan (non-renewable)
Secara sederhana energi tak-terbarukan dapat didefinisikan sebagai segala jenis energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang dapat dihitung cadangannya secara pasti (finite physical stock). Sebagai contoh, sumber energi fosil seperti cadangan minyak dan gas bumi serta batu bara dapat diperkirakan secara pasti besar cadangannya sehingga dikelompokkan sebagai bentuk energi tak-terbarukan.
Sedangkan energi yang diperoleh dari sumber yang terus menerus ada sepanjang siklus kesetimbangannya terjaga dikategorikan sebagai bentuk energi terbarukan, contoh: energi air, energi panasbumi, energi surya, energi angin, dsb. Namun yang harus dicermati pada energi terbarukan adalah manajemen kesetimbangan siklus energi tersebut. Sebagai contoh sederhana, kayu bakar merupakan sumber energi yang terus menerus dapat memperbaharui ketersediaan cadangannya apabila laju ekstraksi hutan tidak melampaui kemampuan alamiah hutan tersebut untuk tumbuh kembali.
Apabila dalam proses eksploitasi sumber energi terbarukan terjadi pemutusan siklus kesetimbangan alamiahnya maka energi terbarukan tersebut akan berubah menjadi energi tak-terbarukan sebagaimana hutan yang dimanfaat secara serampangan akan menjadi lahan tandus dan gersang pada saat siklus kesetimbangannya terganggu.

3.       Energi Komersil dan non-komersil
Definisi energi komersil dan non-komersil dapat berubah tergantung pada kondisi ekonomi wilayah maupun zaman. Sebagai contoh, kayu bakar pada awalnya tidak memiliki nilai ekonomi sehingga tidak diperdagangkan karena masyarakat memiliki sumber daya masing-masing yang melimpah. Namun saat ini komoditi kayu bakar telah bernilai secara ekonomi, dapat diperdagangkan kepada konsumen rumah tangga ataupun untuk keperluan industri arang.

4.       Energi Konvensional dan non-konvensional
Energi konvensional yang dimaksud merupakan bentuk energi yang dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang telah menyebar dan berlaku secara umum seperti energi fosil, energi panasbumi dan energi air.
Energi non-konvensional merupakan energi yang baru dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi baru yang belum berkembang secara umum seperti energi panas laut, energi pasang laut, energi minyak non-konventional (oilsands/natural bitumen atau kerogen).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biofuel Alga: Menjanjikan Namun Bisa Bikin Shell dan Chevron Putus Asa

Momok dari Kebijakan Restrukturisasi Harga BBM: Antara Mitos dan Fakta

Terserang Penyakit Mematikan dari Asap Tungku, Memasak dengan Kayu Bakar Masih Terus Merenggut Jutaan Nyawa Manusia