Bincang-bincang LNG (3)
بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
POTENSI PEMANFAATAN GAS BUMI
POTENSI PEMANFAATAN GAS BUMI
Pemanfaatan LNG dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara, yaitu: secara langsung sebagai Bahan Bakar (LNG,LPG, atau BBM),
atau secara tidak langsung melalui produk turunannya dari industri petrokimia
(Urea atau Olefin/Aromatic Based Polymers).
Matriks perbandingan pemanfaatan
hidrokarbon secara langsung dan tidak langsung pada tingkat nilai keekonomian
produksi sebagai berikut:
BAHAN BAKAR
|
PETROKIMIA
|
Laju produksi tinggi
|
Laju produksi rendah
|
Umur produksi singkat
|
Umur produksi lebih
panjang
|
Return investasi cepat
|
Return investasi lambat
|
Multiplier effect kecil
selaras dengan nilai tambah produk
|
Multiplier effect besar
selaras dengan nilai tambah produk
|
Kondisi pasar cenderung
berfluktasi
|
Kondisi pasar cenderung
stabil
|
Tidak heran jika potensi Cadangan Gas Bumi
konvensional Indonesia menurun drastis, sehingga lapangan Gas Alam raksasa
sekelas Arun di Aceh terpaksa berhenti produksi di akhir tahun 2014 ini. Hal
ini tidak lain dari akibat pemanfaatan potensi LNG yang diterapkan selama ini
dilakukan secara langsung menjual LNG sebagai produk bukan melalui produk
turunannya.
Namun terdapat kabar yang sedikit
menyejukkan hati karena ternyata di lapangan-lapangan raksasa seperti Arun
tersebut diperkirakan masih memiliki Cadangan Gas Bumi non-konvensional yang
lazim disebut sebagai Shale Gas. Menurutsumber Kementerian ESDM,
potensi shale gas Indonesia ±574 TSCF. Atau jauh lebih besar jika
dibandingkan CBM yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF.
Diakui bahwa problem untuk mengembangkan
Shale Gas itu sendiri harus melalui teknologi khusus seperti pengeboran
horizontal dengan sistem grid serta hydraulic fracturing untuk merekahkan
source rock tempat bernaungnya gas tersebut. Untuk artikel sederhana yang
membahas hal ini silahkan klik disini
Komentar
Posting Komentar