Bincang-bincang LNG (2)

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ


Melanjutkan Diskusi sebelumnya yang sempat tertunda karena kesibukan dengan kegiatan reguler di kantor, pada entri kali ini kita akan coba menyimak tentang Cadangan Gas Bumi.



Karakteristik eksploitasi minyak dan gas bumi sangat dipengaruhi oleh karakteristik hidrokarbon yang akan dieksploitasi.


ASCOCIATED GAS
CAMPURAN SENYAWA HYDROCARBON GAS DAN CAIR, DARI C1 SAMPAI  C10  DENGAN KOMPOSISI BERBEDA-BEDA UNTUK MASING MASING  RESERVOIR.
GAS        :  C1 S/D C4
CAIRAN   :  C5 S/D C 10      DISEBUT CONDENSATE ATAU NGL
NON ASCOCIATED GAS
CAMPURAN SENYAWA HYDROCARBON GAS, DARI C1 SAMPAI C 4 DENGAN  KOMPOSISI BERBEDA-BEDA UNTUK MASING MASING RESERVOIR.


Perbandingan Berdasarkan Komposisi CO2:
Badak LNG à 6%
Arun à 15 %
Natuna à 75%
 

Cadangan Gas Bumi sangat tergantung pada eksistensi jebakan hidrokarbon di suatu wilayah.
Jebakan hidrokarbon memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) elemen utama:








Terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi Cadangan Gas Bumi ada 3 (tiga) klasifikasi, yaitu:
P 1   -   PROVEN            90 %  PROBABILITY
P 2   -   PROBABLE       50 %  PROBABILITY
P 3   -   POSIBLE         < 50 %  PROBABILITY

Untuk keabsahan Cadangan Gas Bumi di suatu wilayah memerlukan sertifikasi dari lembaga yang dipercaya oleh para pemegang kepentingan di bisnis perminyakan, diantara lembaga yang diakui adalah perusahaan sertifikasi DeGolyer MacNaughton



Catatan Penting:

  1. a.      Sertifikasi P1 membutuhkan pengeoboran minimal 10 sumur
    b.      Biaya per sumur rata-rata US $  4 – 10 juta (belum termasuk testing)
    c.       Kemampuan produksi sumur harus mencapai 35 – 100 MMSFCD agar dapat dinilai layak secara keekonomian
    Harga Gas Bumi dapat lebih murah karena sebagian besar biaya produksi dibebankan ke Crude (Kondensat) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biofuel Alga: Menjanjikan Namun Bisa Bikin Shell dan Chevron Putus Asa

Momok dari Kebijakan Restrukturisasi Harga BBM: Antara Mitos dan Fakta

Terserang Penyakit Mematikan dari Asap Tungku, Memasak dengan Kayu Bakar Masih Terus Merenggut Jutaan Nyawa Manusia